
(Foto: Wikipedia)
The Way Home adalah film buatan
Korea Selatan. Film ini menceritakan seorang anak laki-laki bernama Sangwoo
yang dititipkan sementara oleh Ibunya kepada neneknya di sebuah pedesaan. Hal
ini dikarenakan Ibunya harus bekerja mencari uang karena hutang yang ia miliki.
Neneknnya sudah sangat tua dan bisu sedangkan Sangwoo adalah anak yang kurang
sopan dan tidak peduli. Pada awal ia dititipkan di rumah nenek, ia tidak peduli
apapun yang neneknya lakukan. Bahkan, ia tidak mau makan buatan neneknya tapi
hanya memakan persediaan makanan kaleng yang ia bawa. Ia juga terus bermain
gamebot, meminum coca-cola, bermain cubix (robot buatan Korea Selatan, asalnya
dari film animasi). Hingga akhirnya baterai gamebotnya habis dan ia bernekat
mengambil jepit rambut neneknya untuk dijual membeli baterai. Ia juga sempat
meminta pizza, hamburger, dan ayam Kentucky kepada neneknya. Namun, sang nenek
hanya dapat membuatkan ayam rebus biasa yang bahkan untuk mendapatkan ayam
tersebut, nenek harus pergi jualan ke pasar yang tempatnya sangat jauh.
Hingga suatu hari Sangwoo ikut ke
pasar bersama nenek, dan ia melihat nenek berjualan di pasar. Sangwoo dibelikan
neneknya sepatu bahkan makan siang dari hasil jualan yang neneknya. Neneknya
juga membelikan Choco Pie (iya makanan yang sekarang sudah masuk ke Indonesia)
untuk Sangwoo. Karena membelikan makan siang dan beli sepatu, neneknya harus
rela berjalan dari pasar tanpa naik bus untuk pulang ke rumah, sedangkan
Sangwoo naik bus sendiri. Sangwoo yang menunggu sangat cemas karena neneknya
lama sekali pulang ke rumah. Lama kelamaan Sangwoo menjadi penurut, mulai dari
membantu neneknya memasukkan benang ke jarum, hingga membawakan tas neneknya.
Ketika neneknya sakit, Sangwoo juga sigap menyelimuti dan menyiapkan makan
untuk neneknya. Hingga akhirnya suatu ketika sebuah surat datang, Sangwoo
mengajarkan neneknya menulis untuk mengirimkan surat apabila ia sakit dan
merindukan Sangwoo. Dan Sangwoo berjanji akan datang jika neneknya mengirimkan
suratnya. Namun neneknya sangat sulit menulis. Akhirnya Sangwoo menggambarkan
wajah neneknya menggunakan kerayon di sebuah kartu ucapan dari Cubix dengan
tulisan ‘aku merindukanmu’ dan ‘aku sakit’. Kartu ucapan itu ia berikan sebelum
ia pergi dijemput oleh ibunya dan kemudian pergi naik bus untuk kembali ke
Seoul.
~
Jika dikaitkan dengan mata kuliah
Komunikasi Global ada beberapa media yang secara tidak langsung menunjukkan
sebuah perilaku komunikasi global. Yaitu ketika Sangwoo meminum Coca-cola dan
menunjukkan brosur makanan Pizza, Hamburger, dan Kentucky. Minuman dan makanan
tersebut seperti kita ketahui adalah produk-produk dari perusahaan global dari
barat yang berhasil masuk ke negara Korea Selatan (Asia). Mereka mencoba masuk
ke dalam film ini dan menggambarkna bahwa kedua hal tersebut adalah hal yang
keren (Sangwoo maunya minum itu saja, dan hanya mau makanan tersebut, bahkan
memaksa neneknya hingga neneknya harus membeli ayam ke pasar). Kemudian, contoh
lainnya yang termasuk konsep di komunikasi global adalah terkait produk Korea
Selatan yang ditonjolkan di film tersebut yaitu Cubix yaitu sebuah robot mainan
dari film animasi buatan Korea Selatan. Cubix sendiri adalah produk global yang
bahkan sudah disiarkan di Cartoon Network UK. Robot ini berkali-kali
ditampilkan di film ini , menurut saya ini memang sengaja ditampilkan karena
pada saat itu film animasi juga baru muncul di tahun 2001 dan banyak orang yang
menontonnya. Kemudian, di film ini juga dimunculkan makanan yang klaim namanya
sudah dimiliki oleh salah satu perusahaan Korsel yaitu makanan Choco Pie, yang
bisa dibilang sudah ada dari tahun 90an, dan Choco Pie sendiri bahkan penjualannya
sekarang sudah berhasil masuk ke berbagai negara termasuk ke Indonesia.
---
Setelah saya menonton ini, saya baru engeh, ternyata bocah yang main itu adalah abang ganteng Yoo Seungho. Pantas saja sepertinya saya kenal. Selamat menangis dan menikmati film bergenre Family!

(Aminoapps)
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar