*PostScript: postingan kali ini gue copy dari tugas bahasa indonesia gue sendiri.
Cerita Pendek berikut ini adalah pengalaman gue sendiri, tanpa direkayasa. oke. mungkin sedikit direkayasa. sedikit. sedikit doang. bener sedikit doang koook.....hehe
Dan cerpen ini gue tulis dengan jerih payah gue sendiri, dari siang sampe malem. dan bener-bener menguraskeringat&otak cucian nyokap gue sampe kering badai. (oke yang terakhir ini diabaikan.)
Dan cerpen ini gue tulis dengan jerih payah gue sendiri, dari siang sampe malem. dan bener-bener menguras
Perjuangan Seorang Fans
Malam
ini malam Jum’at, usai sholat maghrib dan membaca do’a untuk almarhum dan
almarhumah kakek dan nenekku serta almarhum dan almarhumah saudara-saudaraku,
dengan perasaan lelah dan tak enak badan, akupun membaringkan tubuhku di atas
tempat tidurku. Dengan menghembuskan nafas yang panjang, membuatku lega sekali.
Mungkin, ini efek karena aku belum istirahat dari sedari pagi. Pulang sekolah,
akupun langsung pergi les hingga sore. Namanya juga sudah kelas 3 SMP, aku
harus benar-benar berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik.
Seperti
biasanya, akupun membuka jejaring sosial yaitu Twitter melalui handphone. Ku
baca-baca isi Timeline Twitter yang biasanya cukup ramai. Dengan mataku yang
sudah 5 watt dan hampir terpejam itu, seketika mataku terbelalak setelah
membaca Tweet dari salah satu fanbase idolaku, yaitu SMASH Indonesia. Ternyata,
hari minggu nanti, mereka ingin perform di salah satu acara musik tv. Dan
ternyata, lokasi acara tersebut sangat dekat dengan rumahku. Rasanya
benar-benar ingin teriak sekaligus menangis. Ya, mereka adalah boyband Indonesia
favoritku. Tidak seperti orang-orang pikir, sangat sulit rasanya bertemu dengan
mereka. Benar-benar butuh perjuangan.
Aku
pun langsung mengatakan kepada Bundaku untuk meminta izin pergi kesana.
“Bun, aku mau pergi
kePGC, nonton SMASH. Ya Bun, ya?”
“Mau ngapain, dek?
Nanti banyak orang, ramai, nanti desak-desakkan, nanti kalo kenapa-napa
gimana?”
“Yahh Bunda….Kapan lagi
coba SMASH disana? Yaaa?”
“Iya, yaudah..tapi
hati-hati lho ya?”
“Yeeaaaay! Makasih
bund!”
Esoknya,
akupun langsung memberitahukan kepada teman sekelasku, Aan. Ia juga salah satu
fans dari boyband SMASH. Jadi, ku ajak dia untuk datang kesana bersamaku.
Dengan
agak sedikit histeris, akupun cerita kepada Aan. “An!! SMASH bakalan ada di
Pusat Grosir Cililitan nanti hari minggu di acara 100persen ampuh Globaltv.
Kamu mau ikut enggak?”
“Aaaaa! Demi apa, Fan?
Serius? Iya-iya, mau! Jam berapa? Mau ketemuan dimananya?”
“Iya serius. Acaranya
sih jam 14.30, abis dzuhur aja kali ya? Langsung di PGC-nya aja, An.”
Akhirnya,
kami sepakat untuk berangkat kesana. Lautan manusia mengerubuni halaman depan
gedung tersebut. Akupun langsung sms Aan sambil mencari-carinya di antara
kerumunan manusia-manusia. Ternyata Ia menunggu di lobby utama. Aku pun
langsung menuju tempat dimana Aan berada.
Singkat
cerita, kami pun langsung menuju halaman ditempat panggung acara tersebut dan
mencari tempat untuk melihat acara tersebut dari dekat. Panasnya matahari
melengkapi keadaan sekeliling kami yang makin dibanjiri oleh penonton-penonton
acara. Sumpek, ramai, panas serta keringat yang bercucuran, lapar serta haus
yang merajalela. Lengkap sudah. Akupun langsung menulis Tweet dengan
handphoneku kalau aku dan Aan sudah berada di PGC dan ingin bertemu dengan
SMASH. Hehe, gak apa-apa kan kalau pamer sedikit?
Dengan
kondisi yang benar-benar gerah dan panas, akhirnya, aku berpendapat untuk
membeli minuman dengan Aan. Aan menunggu ditempat kami berdiri, sedangkan aku
yang membeli minum tersebut. Dengan bersusah payah untuk menyelip-nyelip
disela-sela kerumunan orang, akhirnya akupun sampai di tempat tukang minuman.
Akhirnya,
pada pukul 14.30 tepat, akhirnya acara tersebut dimulai. Inilah yang kami semua
tunggu. Singkat cerita, acara pun selesai. Meskipun SMASH sudah membawakan 5
lagu, kami pun belum puas dengan apa yang kami tonton. Waktu menunjukkan pukul
4 sore. Akhirnya kami memutuskan menuju ke masjid di lantai paling atas untuk
sholat ashar. Diperjalanan melewati lobby, seperti biasa, akupun ingin mengecek
jejaring sosial favoritku, Twitter. Setelah aku sadari ternyata handphone-ku
sudah tidak ada, ketika aku ingin mengambil handphone-ku di kantung celana
jeans kiriku, ternyata tidak ada. Ku cari di kantung kanan, tidak ada. Di dalam
tas, tidak ada. Seketika, aku panik. Benar-benar panik. Aku pun langsung
memberitahu kepada Aan.
“Demi apa, An.
Handphoneku gak ada.”
“Hah? Serius, Fan? Coba
di tas?!”
“Gak ada, An. Adanya
handphone cadangan-ku. Aduh, gimana dong ini?!”
“Yaudah yuk, coba ke
informasi.”
Akhirnya,
kami pun berdua ke informasi, yang ternyata dikerumuni banyak anak-anak, yang
mencari salah satu adiknya yang hilang. Aku pun langsung bertanya kepada satpam
di informasi. Jawaban satpam tersebut benar-benar mengecewakan. Karena ternyata
katanya, yang namanya handphone hilang, itu gak bakal dibalikkan ke pemiliknya.
Aku pun langsung lemas. Aku tak bisa nangis, walaupun mataku merah. Aneh
memang. Karena, dimana-mana yang namanya handphone hilang, pasti pemiliknya
nangis atau semacam adanya penyesalan.
Disaat
suasana lagi menyedihkan seperti itu, diluar lobby terdengar keramaian para fans
SMASH yang menyebut-nyebut nama SMASH. Seketika, kami berdua langsung menuju
keluar, yang ternyata disitu ada mobil yang ditumpangi para member SMASH. Aku
pun langsung menarik tangan Aan, dan berlari menuju tempat kerumunan tersebut.
Disaat sedang panik dan dalam situasi yang menyedihkan, aku masih saja sempat
mengeluarkan poster dan menerobos kerumunan para fans SMASH. Haha, namanya juga
fans, masih saja berjuang untuk membuktikan kalau benar-benar fans tuh seperti
ini.
Singkat
cerita, akhirnya Aku dan Aan pun pulang kerumah
masing-masing setelah sholat. Bukan hanya Aku yang khawatir dan gelisah
karena handphone-ku yang hilang, tapi Aan pun juga begitu. Aku tak tau apa yang
akan terjadi nanti ketika Aku menceritakan semua ini ke keluargaku yang
kebetulan sedang menghadiri acara keluarga. Sesampainya di rumah, karena aku
takut di marahi oleh Bundaku, aku langsung saja menelpon kakakku.
“Kaka ila…handphone ku
ilang….” Seketika air mataku langsung mengalir deras bagaikan air terjun.
“Iya…yaudah gak apa-apa
kok, gak apa-apa, kata Bunda gak apa-apa, itu suatu pelajaran buat kamu biar
gak mainan handphone terus. Yaudah, udah makan belom?”
Aku berbicara
terbata-bata dengan menahan isakan tangis yang benar-benar bikin sesak nafas. “Be..belom…”
“Oh..yaudah, ini kita
on the way home kok. Udah cep jangan nangis yaa..”
Setelah
Aku teringat dan menyadari semua, ternyata perkataan Bundaku benar. Ia sudah
memperingatiku untuk berhati-hati diwaktu awal Aku meminta izin. Ya…mau
bagaimana kalau nasi sudah menjadi bubur? Walaupun Aku benar-benar menyesali
telah pergi kesana, tapi mungkin ini juga suatu pengalaman serta pelajaran
untukku untuk lebih berhati-hati.